TIMES BALIKPAPAN, TASIKMALAYA – Euforia kemenangan gelar juara Persib Bandung dalam ajang Liga 1 Indonesia 2024/2025 membawa suka cita besar bagi para Bobotoh di berbagai daerah, termasuk di Kota Tasikmalaya.
Namun di balik gegap gempita pesta kemenangan tersebut, tersimpan cerita pilu yang dirasakan sejumlah warga, terutama mereka yang sedang dalam kondisi darurat medis.
Ratusan Bobotoh memadati Jalan KHZ Mustofa, salah satu ruas jalan utama di jantung Kota Tasikmalaya, untuk merayakan kemenangan tim kebanggaannya.
Mereka membawa atribut khas biru-putih, mengibarkan bendera, konvoi kendaraan bermotor, dan bahkan menyulut flare serta petasan.
Cepy warga Singaparna saat memberikan keterangan kepada TIMES Indonesia di depan IGD RS TMC Tasikmalaya, Senin (5/5/2025) malam (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Jalanan pun berubah menjadi lautan manusia dan kendaraan, mengakibatkan kemacetan total selama beberapa jam. Namun, selebrasi akbar ini tidak sepenuhnya meninggalkan kesan manis.
Beberapa warga yang membutuhkan akses cepat menuju rumah sakit, khususnya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS TMC Kota Tasikmalaya, mengeluhkan lumpuhnya arus lalu lintas akibat perayaan tersebut.
Salah satunya Cepy, warga asal Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Ia menceritakan bagaimana dirinya terjebak macet selama lebih dari 1,5 jam tak jauh di depan gerbang RS TMC saat hendak mengantarkan keluarganya yang tengah sakit.
"Kalau mengadakan acara ya boleh-boleh saja, tapi jangan sampai mengganggu aktivitas umum. Mau party, silakan, tapi saya ini bawa orang sakit," ujar Cepy dengan nada kesal, Senin (5/5/2025).
Cepy mengungkapkan bahwa saat itu ia sempat mencoba mencari bantuan dengan memesan ojek daring, namun hasilnya nihil.
"Saya sempat cari Gojek, tapi kata driver-nya juga sama, mereka nggak bisa maju karena macet parah. Ada juga polisi, tapi tetap nggak bisa, karena jalannya penuh sesak," tuturnya.
Situasi seperti ini tentu menimbulkan permasalahan serius tentang manajemen keramaian dan prioritas terhadap fasilitas publik, khususnya dalam situasi darurat.
"Kemacetan parah yang terjadi bukan hanya soal ketidaknyamanan, tapi pasien yang membutuhkan penanganan cepat, setiap menit bisa sangat berarti," ungkap Jojo yang ditanya TIMES Indonesia di depan RS TMC.
Menurutnya akses jalan ke IGD yang terhambat bisa berujung pada keterlambatan penanganan medis dan bahkan bisa mengancam keselamatan nyawa.
"Walaupun rumah sakit siaga 24 jam, tapi kalau akses jalan macet seperti ini, tentu menjadi kendala dan mengancam keselamatan nyawa manusia,"pungkasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Di Balik Euforia Perayaan Persib Juara, Warga Tasikmalaya Keluhkan Macetnya Akses ke IGD
Pewarta | : Harniwan Obech |
Editor | : Ronny Wicaksono |