TIMES BALIKPAPAN, YOGYAKARTA – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat sejarah baru. Untuk pertama kalinya sejak berdiri, jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) resmi dipegang oleh seorang perempuan. Ni Made Dwi Panti Indrayanti dilantik oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (16/9/2025).
Pelantikan ini bukan sekadar seremonial, melainkan langkah penting dalam sejarah birokrasi DIY. Sri Sultan menegaskan bahwa jabatan Sekda adalah simpul utama birokrasi yang menjadi penghubung antara visi gubernur dengan pelaksanaan kebijakan di lapangan.
“Dalam ekosistem birokrasi, Sekda adalah simpul. Jika simpulnya lemah, benang akan kusut. Jika simpulnya kokoh, kain akan terbentang utuh,” tegas Sultan.
Menurut Sultan, penunjukan Ni Made bukan tanpa alasan. Dari seluruh kandidat yang mengikuti seleksi terbuka, Ni Made berhasil unggul. Ia dinilai memiliki pengalaman, kapasitas, serta rekam jejak birokrasi yang mumpuni.
Ni Made Terpilih Lewat Seleksi Ketat
Sebelumnya, Ni Made pernah memimpin sejumlah posisi strategis, mulai dari Kepala Biro APSDA DIY, Kepala Dinas Perhubungan DIY, hingga Penjabat (Pj) Bupati Kulon Progo. Jabatan terakhirnya adalah Kepala Bapperida DIY sebelum dipercaya memegang kursi ASN tertinggi di provinsi ini.
“Ya kan hasil Baperjakat, sing ngusulke. Kan prosesnya lelang,” ujar Sultan, memberi isyarat bahwa proses seleksi berlangsung transparan.
Dalam sambutannya, Sultan menekankan sejumlah isu strategis yang harus segera ditangani oleh Sekda baru. Persoalan pengelolaan sampah, tata kelola Tanah Kas Desa (TKD), hingga percepatan pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) disebut menjadi prioritas utama.
“Permasalahan sampah tetap menjadi kewenangan kabupaten/kota, namun Pemda DIY akan memfasilitasi. Begitu juga JJLS, harus ditopang dengan konektivitas utara-selatan agar benar-benar mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Sultan.
Selain itu, transformasi birokrasi digital juga menjadi sorotan. Pemda DIY dinilai cukup berhasil dengan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang kini meraih predikat memuaskan dan menempati posisi kedua nasional.
Ni Made Angkat Suara: Amanah Berat, Tapi Saya Siap
Usai dilantik, Ni Made mengaku bersyukur sekaligus menyadari tanggung jawab besar yang menantinya. Ia menegaskan bahwa tugas seorang Sekda tidak bisa dijalankan sendirian, melainkan harus didukung oleh kerja kolektif seluruh perangkat daerah.
“Alhamdulillah diberi amanah yang luar biasa. Tugasnya berat, tapi insya Allah dengan kolaborasi dan sistem yang kuat, bisa dijalankan dengan baik,” kata Ni Made.
Salah satu perhatian utama Ni Made adalah penanganan sampah. Ia mengungkapkan bahwa Pemda DIY sebenarnya sudah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk mitra internasional dari Korea. Namun implementasi program baru bisa dilakukan pada 2027.
“Menurut saya itu waktu yang lama, padahal persoalan sampah di sini sudah mendesak. Kita akan coba duduk bersama dengan pemerintah kota untuk mencari langkah percepatan,” tegasnya.
Selain masalah sampah, Ni Made juga menekankan pentingnya kemandirian fiskal daerah. Menurutnya, peningkatan pendapatan masyarakat harus menjadi prioritas untuk menekan angka kemiskinan.
“Kalau target 0 persen kemiskinan tahun 2026 itu tidak mungkin, baik di DIY maupun nasional. Tapi bukan berarti kita tidak bekerja keras. Minimal bisa ditekan hingga satu digit dengan cara mendorong pendapatan masyarakat,” jelasnya.
Hal ini sejalan dengan target jangka panjang nasional dalam RPJPN 2045, yakni menghapus kemiskinan mendekati 0 persen.
Selain melantik Ni Made, Sri Sultan juga melantik sejumlah pejabat pimpinan tinggi pratama Pemda DIY. Mereka antara lain:
- Srie Nurkyatsiwi sebagai Asisten Setda Bidang Administrasi Umum
- Aria Nugrahadi sebagai Asisten Setda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
- Agus Mulyono sebagai Kepala Dinas Koperasi dan UKM
- Ariyanto Wibowo sebagai Kadisnakertrans DIY
- Cahyo Widayat sebagai Kepala Biro Hukum Setda DIY
- Bagas Senoadji sebagai Kasatpol PP DIY
Pelantikan Ni Made sebagai Sekda DIY perempuan pertama bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga momentum penting bagi kesetaraan gender di birokrasi. Ke depan, publik menaruh harapan besar agar kehadirannya membawa angin segar dalam tata kelola pemerintahan yang lebih inklusif, profesional, dan adaptif menghadapi tantangan zaman.
Dengan rekam jejak panjang dan dukungan penuh dari Sri Sultan, Ni Made kini memikul tanggung jawab besar: mengawal birokrasi DIY agar tetap responsif, transparan, dan berpihak pada kepentingan rakyat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ni Made Dwi Panti Indrayanti Resmi Jadi Sekda Perempuan Pertama di DIY
Pewarta | : A Riyadi |
Editor | : Deasy Mayasari |